Sistem Pentanahan
Apa
sistem pentanahan itu?
Sistem
pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan
peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia
dari sengatan listrik, dan mengamankan komponenkomponen instalasi dari bahaya
tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian
esensial dari sistem tenaga listrik.
Oleh karena itu, secara umum, tujuan sistem pentanahan?
1. Menjamin keselamatan orang dari sengatan
listrik baik dalam keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan
langkah;
2. Menjamin kerja peralatan
listrik/elektronik;
3. Mencegah kerusakan peralatan
listrik/elektronik;
4. Menyalurkan energi serangan petir ke
tanah;
5. Menstabilkan tegangan dan memperkecil
kemungkinan terjadinya flashover ketika terjadi transient;
6. Mengalihkan energi RF liar dari
peralatan-peralatan seperti: audio, video, kontrol, dan komputer.
Alat
untuk mengukur tahanan pentanahan Earth
tester
A.
Pentanahan Netral Sistem
Pentanahan
titik netral dari sistem tenaga merupakan suatu keharusan pada saat ini, karena
sistem sudah demikian besar dengan jangkauan yang luas dan tegangan yang
tinggi. Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator pembangkit
listrik dan transformator daya pada gardu-gardu induk dan gardu-gardu
distribusi.
Ada
bermacam-macam pentanahan sistem. Antara satu dan lainnya mempunyai kelebihan
dan kekurangan masing.
Ada
lima macam skema pentanahan netral sistem daya, yaitu:
1.
TN (Terra Neutral) System, terdiri dari 3 jenis skema, yaitu:
a.
TN-C,
b.
TN-C-S, dan
c.
TN-S
2.
TT (Terra Terra)
3.
IT (Impedance Terra)
C
1.a. TN-C (Terra Neutral-Combined):
Saluran Tanah dan Netral-Disatukan
Pada
sistem ini saluran netral dan saluran pengaman disatukan pada sistem secara
keseluruhan. Semua bagian sistem mempunyai saluran PEN yang merupakan kombinasi
antara saluran N dan PE. Disini seluruh bagian sistem mempunyai saluran PEN
yang sama.
1.b. TN-C-S (Terra Neutral-Combined-Separated): Saluran Tanah dan
Netraldisatukan
dan
dipisah
Pada
sistem ini saluran netral dan saluran pengaman dijadikan menjadi satu saluran
pada sebagian sistem dan terpisah pada sebagian sistem yang lain. Di sini
terlihat bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satu hantaran PEN (combined).
Sedangkan pada bagian sistem 3 menggunakan dua hantaran, N dan PE secara
terpisah (separated).
1.c,TN-S (Terra Neutral-Separated): Saluran Tanah dan Netral-dipisah
Pada
sistem ini saluran netral dan saluran pengaman terdapat pada sistem secara
keseluruhan. Jadi semua sistem mempunyai dua saluran N dan PE secara tersendiri
(separated).
2. TT (Terra Terra) system: Saluran Tanah dan Tanah
Sistem
yang titik netralnya disambung langsung ke tanah, namun bagian-bagian instalasi
yang konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan yang berbeda (berdiri
sendiri). Dari gambar di bawah ini terlihat bahwa pentanahan peralatan
dilakukan melalui sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik
netral.
3. IT (Impedance Terra) System: Saluran Tanah melalui Impedansi
Sistem
rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah namun melalui suatu
impedansi, sedangkan bagian konduktif instalasi dihubung langsung ke elektroda
pentanahan secara terpisah. Sistem ini juga disebut sistem pentanahan
impedansi. Ada beberapa jenis sambungan titik netral secara tidak langsung ini,
yaitu melalui reaktansi, tahanan dan kumparan petersen. Antara ketiga jenis
media sambungan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, secara teknis
jenis sambungan kumparan petersen yang mempunyai kinerja terbaik.
Permasalahannya adalah harganya yang mahal.
B.
Pentanahan Peralatan
Pentanahan
peralatan sistem pentanahan netral pengaman (PNP) adalah suatu tindakan
pengamanan dengan cara menghubungkan badan peralatan / instalasi yang
diproteksi dengan hantaran netral yang ditanahkan sedemikian rupa sehingga
apabila terjadi kegagalan isolasi tidak terjadi tegangan sentuh yang tinggi
sampai bekerjanya alat pengaman arus lebih.
Ada tiga macam ganguan pada pentanahan peralatan
a.
tegangan sentuh tidak langsung
b.
tegangan langkah
c.
tegangan eksposur.
a. Tegangan sentuh tidak langsung adalah tegangan
pada bagian alat/instalasi yang secara normal tidak dilalui arus namun akibat
kegagalan isolasi pada peralatan/instalasi, pada bagian-bagian tersebut
mempunyai tegangan terhadap tanah
b. Tegangan langkah adalah tegangan yang terjadi
akibat aliran arus gangguan yang melewati tanah. Arus gangguan ini relatif
besar dan bila mengalir dari tempat terjadinya gangguan kembali ke sumber
(titik netral) melalui tanah yang mempunyai tahanan relatif besar maka tegangan
di permukaan tanah akan menjadi tinggi.
Berdasarkan tabel ini dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi tegangan sentuh semakin pendek waktu pemutusan yang
dipersyaratkan bagi alat pengaman (proteksi)nya. Untuk tegangan sentuh kurang
dari 50 V AC tidak ada persyaratan waktu pemutusannya, yang berarti bahwa
tegangan itu diperkenankan sebagai tegangan permanen. Untuk dapat memenuhi
persayaratan tersebut maka tahanan pentanahan sebesar:
di
mana:
In
= arus nominal alat pengaman arus lebih (A)
k
= bilangan yang tergantung pada karakteristik alat pengaman
=
2,5 – 5 untuk pengaman lebur (sekering)
=
1,25 – 3,5 untuk pengaman jenis lainnya
c. Ketika terjadi gangguan tanah
dengan arus yang besar akan memungkinkan timbulnya beda potensial antara
bagian-bagian yang dilalui arus dan antara bagian-bagian yang yang tidak
dilalui arus terhadap tanah yang disebut tegangan
eksposur. Tegangan ini bisa menimbulkan busur tanah (grounding arc)
yang memungkinkan terjadinya kebakaran atau ledakan. Arus gangguan tanah di
atas 5 A cenderung tidak dapat padam sendiri sehingga menimbulkan potensi
kebakaran dan ledakan.
Jadi
secara singkat, pentanahan peralatan ini dimaksudkan untuk :
·
mengamankan
manusia dari sengatan listrik baik dari tegangan sentuh maupun tegangan
langkah;
·
mencegah
timbulnya kebakaran atau ledakan pada bangunan akibat busur api ketika terjadi
gangguan tanah;
·
memperbaiki
kinerja sistem.
Alat
untuk mengamankan arus bocor pada instalasi ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
C.
Elektroda Pentanahan dan Tahanan Pentanahan
Tahanan pentanahan harus sekecil mungkin
untuk menghindari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh adanya arus gangguan
tanah. Hantaran netral harus diketanahkan di dekat sumber listrik atau transformator,
pada saluran udara setiap 200 m dan di setiap konsumen. Tahanan pentanahan satu
elektroda di dekat sumber listrik, transformator atau jaringan saluran udara
dengan jarak 200 m maksimum adalah 10
Ohm dan tahanan pentanahan dalam suatu sistem tidak boleh lebih dari 5 Ohm.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besar tahanan pentanahan adalah:
a.
Bentuk elektroda. Ada bermacam-macam bentuk
elektroda yang banyak digunakan, seperti jenis batang, pita dan pelat.
b.
Jenis bahan dan ukuran elektroda. Sebagai konsekwensi
peletakannya di dalam tanah, maka elektroda dipilih dari bahan-bahan tertentu
yang memiliki konduktivitas sangat baik dan tahan terhadap sifat-sifat yang
merusak dari tanah, seperti korosi. Ukuran elektroda dipilih yang mempunyai
kontak paling efektif dengan tanah.
c.
Jumlah/konfigurasi elektroda. Untuk
mendapatkan tahanan pentanahan yang dikehendaki dan bila tidak cukup dengan
satu elektroda, bisa digunakan lebih banyak elektroda dengan bermacam-macam
konfigurasi pemancangannya di dalam tanah;
d.
Kedalaman pemancangan/penanaman di dalam tanah. Pemancangan ini
tergantung dari jenis dan sifat-sifat tanah. Ada yang lebih efektif ditanam
secara dalam, namun ada pula yang cukup ditanam secara dangkal;
e.
Faktor-faktor alam.
o
Jenis tanah: tanah gembur, berpasir, berbatu, dan
lainlain;
o
moisture tanah: semakin tinggi
kelembaban atau kandungan air dalam tanah akan memperrendah tahanan jenis
tanah;
o
kandungan mineral tanah: air tanpa
kandungan garam adalah isolator yang baik dan semakin tinggi kandungan garam
akan memperendah tahanan jenis tanah, namun meningkatkan korosi;
o
suhu tanah: suhu akan berpengaruh bila mencapai suhu
beku dan di bawahnya. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia tidak ada masalah
dengan suhu karena suhu tanah ada di atas titik beku.
Jenis Tanah
|
Elektroda
|
ρ
|
L (panjang)
|
Lebar
|
Diameter
|
tebal
|
Rr/Rb/Rw/Rp
|
Basah
|
|||||||
Kering
|
Batang
|
||||||
Berbatu
|
|||||||
Basah
|
|||||||
Kering
|
Pita
|
||||||
Berbatu
|
|||||||
Basah
|
|||||||
Kering
|
Plat
|
||||||
Berbatu
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar