A.
Pengujian Tahanan Pentanahan
Seperti
yang telah dibahas pada bagian sistem pentanahan, betapa penting sistem
pentanahan baik dalam sistem tenaga listrik ac maupun dalam pentanahan
peralatan untuk menghindari sengatan listrik bagi manusia, rusaknya peralatan
dan terganggunya pelayanan sistem akibat gangguan tanah. Untuk menjamin sistem
pentanahan memenuhi persyaratan perlu dilakukan pengujian. Pengujian ini
sebenarnya adalah pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan
setelah dilakukan pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara
periodik setiap tahun sekali. Hal ini harus dilakukan untuk memastikan tahanan
pentanahan yang ada karena bekerjanya sistem pengaman arus lebih akan
ditentukan oleh tahanan pentanahan ini.
Pada
saat ini telah banyak beredar di pasaran alat ukur tahanan pentanahan yang
biasa disebut Earth Tester atau Ground Tester. Dari yang untuk
beberapa fungsi sampai dengan yang banyak fungsi dan kompleks. Penunjukkan alat
ukur ini ada yang analog ada pula yang digital dan dengan cara pengoperasian
yang mudah serta aman. Untuk lingkungan kerja yang cukup luas, sangat
disarankan untuk memiliki alat semacam ini. Bahasan dalam bagian ini
menjelaskan tentang prinsip-prinsip pengujian pengukuran tahanan pentanahan,
teknik pengukuran yang presisi baik untuk elektroda tunggal maupun banyak.
B.
Metode Pengukuran Tahanan Pentanahan (Earth Tester)
Ada
berbagai macam instrument pengukur tanahan pentanahan, salah satu contohnya
adalah Earth Hi Tester. Pada instrument cara pengukuran ada 2 macam
yaitu :
a. Pengukuran normal (metoda 3 kutub),
dan
b. Pengukuran praktis (metoda 2 kutub)
1.
Pengukuran Normal (Metoda 3 Kutub)
Langkah awal adalah
memposisikan saklar terminal pada 3a, selanjutnya :
1. Cek tegangan baterai ! (Range saklar : BATT,
aktifkan saklar / ON). Jarum harus dalam range BATT.
2. Cek tegangan pentanahan (Range saklar : ~ V, matikan
saklar / OFF)
3. Cek tanahan pentanahan bantu (Range saklar : C
& P, matikan saklar / OFF). jarum harus dalam range P/C (lebih baik posisi
jarum berada saklar 0).
4. Ukurlah tahanan pentanahan (Range saklar : x1Ω ke
x100Ω) dengan menekan tombol pengukuran dan memutar selektor, hingga diperoleh
jarum pada galvanometer seimbang / menunjuk angka nol. hasil pengukuran adalah
angka (x100Ω).
1.
Pengukuran Praktis
(Metoda 2 Kutub)
Langkah awal adalah
memposisikan saklar terminal pada 2a.
Perhatikan !
Jika jalur pentanahan
digunakan sebagai titik referensi pengukuran bersama, maka semua sambungan yang
terhubung dengan pentanahan itu selalu terhubung dengan tanah. Jika terjadi
bunyi bip, maka putuskan dan cek lagi.
1. Cek tegangan baterai dan cek tegangan pentanahan
Caranya hampir sama dengan metoda pengukuran normal, hanya pengecekan tekanan
tahanan bantu tidak
diperlukan.
2. Ukur tahanan pentanahan (Range saklar : x10Ω atau
x100Ω).Hasil pengukuran = Rx +
Ro
C.
Posisi Elektroda Bantu Dalam Pengukuran
Dalam
setiap pengukuran diinginkan hasil pengukuran yang presisi. Apa artinya sebuah
data bila tidak mendekati kebenaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi
ketelitian dalam pengukuran tahanan pentanahan ini adalah letak elektroda bantu
yang digunakan dalam pengukuran.
Untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang presisi adalah dengan meletakkan elektroda bantu-arus Z cukup
jauh dari elektroda yang diukur tahanannya, X, sehingga elektroda
bantu-tegangan Y berada di luar daerah yang disebut daerah resistansi efektif
dari kedua elektroda (elektroda pentanahan dan elektroda bantuarus). Apa
sebenarnya yang dimaksud dengan daerah resistansi efektif ini, dapat diperhatikan
Gambar 2.118.
Bila arus diinjeksikan
kedalam tanah melalui elektroda Z ke elektroda X, pada kedua elektroda tersebut
akan membangkitkan fluks magnet yang arahnya melingkari batang-batang
elektroda. Daerah yang dilingkupi oleh fluks magnet dari masingmasing elektroda
disebut daerah resistansi efektif. Gambar 2.118 menggambarkan daerah resistansi
efektif yang tumpang tindih dari kedua elektroda. Peletakan elektroda Y harus
di luar daerah tersebut agar penunjukan alat ukur presisi. Cara mudah untuk mengetahui
apakah elektroda Y berada di luar daerah resistansi efektif adalah dengan
melakukan pengukuran beberapa kali dengan mengubah
posisi elektroda Y di
antara X dan Z, yaitu, misalnya pertama pada Y, kemudian dipindah ke arah X,
yaitu ke Y’ dan kemudian ke arah Z ke Y”. Perlu digambarkan kurva resistansi
(tahanan) sebagai fungsi jarak antara X & Z untuk mengetahui ini.
Bila
penunjukan-penunjukan alat ukur tersebut menghasilkan harga resistansi
(tahanan) yang berubah secara signifikan, menunjukkan bahwa elektroda Y ada di
dalam daerah resistansi efektif yang berarti hasil pengukuran tidak presisi.
Sebaliknya, bila diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.119, maka elektroda Y berada di luar daerah
resistansi efektif dan hasilnya presisi. Dalam gambar ditunjukkan grafik
resistansi sebagai fungsi posisi Y. Bila diperoleh perbedaan yang besar (Gambar
2.118) menunjukkan ketidakpresisian hasil pengukuran, sebaliknya jika perbedaan
pembacaan kecil diperoleh hasil pengukuran yang presisi (Gambar 2.119) dalam
arti bahwa inilah tahanan elektroda X yang paling tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar