Jumat, 11 Oktober 2019

Pengaplikasian pada peternakan sapi




ALAT PENGUKUR KADAR GAS AMONIA PADA INDUSTRI PETERNAKAN SAPI


LAPORAN TUGAS BESAR











                                                                   Disusun Oleh :

                                             Wahyu Lingga Saputro           181910201149




JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesikan Tugas Besar dengan judul “Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia Pada Industri Peternakan Sapi”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Teknik Elektro Universitas Jember. Dalam menyelesaikan Tugas Besar ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :           
1.      Kedua orang tua dan saudara yang telah memberikan doa dorongan moril ataupun materiil
2.      Bapak Guido Dias Kalandro S.ST.,M.Eng.
3.      Asisten Laboratorium Listrik Dasar
4.      Seluruh staf pengajar, staf teknisidan staf administrasi Jurusan Teknik Elektro
5.      Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dari awal hingga meyelesaikan laporan dan tugas besar ini. kami berharap semoga laporan tugas besar ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi seluruh pembaca

Jember, 21 November 2019



                                                                                           Penulis








DAFTAR ISI



DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arduino Uno…………………………………………………………3
Gambar 2.2 Sensor LM 135………………………………………………………4
Gambar 2.3 kipas DC 12V………………………………………………………..4
Gambar 2.4 LCD 16x2……………………………………………………………5
Gambar 2.5 Buzzer……………………………………………………………….6
Gambar 2.6 Jumper……………………………………………………………….6
Gambar 3.1 Flowchart Alat Pengukur Gas Ammonia……………………………8



Tabel 2.1 Batas Ukur atau Batas Ambang Gas Amonia Dalam Kontak Langsung Dengan Manusia…………………………………………………………………3
Tabel 3.1 Data Percobaan Alat Pengukur Kadar Gas Amonia…………………12








BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1      Latar Belakang
Ammonia merupakan gas berbau tajam. Pada konsentrasi yang tinggi, ammonia dapat menyebabkan iritasi membran mucosa saluran pernapasan, konjungtiva dan kornea mata. Kerusakan pada membran mukosa tersebut dapat menyebabkan infeksi bakteri, terutama yang disebabkan oleh E. coli. Konsentrasi ammonia yang tinggi juga dapat menyebabkan efek negatif pada daya tahan, berat badan dan sistem imun sapi. Agar dapat mencegah berbagai penyakit tersebut diperlukan suatu prangkat elektronika yang dapat memonitoring gas ammonia sehingga dapat mengetahui tingkat  kadar gas ammonia di tempat tersebut.
1. 2      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana prinsip kerja dari Alat Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia Peternakan Sapi  ?
1. 3      Tujuan
1.      Dapat mengetahui prinsip Alat Alat Pengukur  Kadar Gas Ammonia Peternakan Sapi
1. 4      Manfaat
1.      Mahasiswa maupun pembaca umum dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Alat Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia Peternakan Sapi.






BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1      Arduino uno
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital  dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset.  Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.
Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan chip FTDI driver USB-to-serial.
Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model referensi  untuk platform Arduino, untuk perbandingan dengan versi sebelumnya, lihat indeks board Arduino.
Daya Uno Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal (otomatis). Eksternal (non-USB) daya dapat berasal baik dari AC-ke adaptor-DC  atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan menancapkan plug jack pusat-positif ukuran 2.1mm konektor POWER. Ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan kedalam Gnd dan Vin pin header dari konektor POWER. Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno adalah7 sampai dengan 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7 volt kemungkinan pin 5v Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika diberi daya lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak board Uno. Pin listrik adalah sebagai berikut: Vin Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu menggunakan sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt  koneksi USB atau sumber daya lainnya).5V Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lainnya. 3v3 Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-board. Dan GND Ground pin.
Uno Arduino dapat diprogram dengan menggunakan software Arduino (download di http://arduino.cc/). Pilih “Arduino Uno dari menu> Peralatan Board (sesuai dengan mikrokontroler), (MedioKom : tahun 2015).



Gambar 2.1 Arduino Uno
2. 2      Sensor Gas Ammonia
Sensor gas merupakan alat elektronik yang dapat menghasilkan sinyal listrik sebagai fungsi terhadap interaksi dengan senyawa kimia, dalam hal ini gas atau uap senyawa organik . Sensor MQ-135 dapat berfungsi untuk mendeteksi keberadaan gas amonia. Pada dasarnya sensor ini terdiri dari tabung aluminium yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya terdapat elektroda yang terbuat dari aurum di mana terdapat element pemanasnya. Ketika terjadi proses pemanasan, kumparan akan dipanaskan sehingga SnO2 keramik menjadi semikonduktor atau sebagai penghantar sehingga melepaskan elektron dan ketika amonia dideteksi oleh sensor dan mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ-135 akan menghasilkan tegangan analog. Pada gas amonia ini memiliki batas ambang untuk kontak langsung dengan manusia, sebagai berikut tabel batas ambang gas amonia.
Tabel 2.1 Batas Ukur atau Batas Ambang Gas Amonia Dalam Kontak Langsung Dengan Manusia

Konsentrasi (PPM)
Pengaruh
3 - 5
Jumlah terkecil yang dapat terdeteksi baunya
8 - 12
Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20
Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
20
Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama
50 - 100
Maksimum yang diperbolehkan untuk kontak singkat ( 30 menit )
100 - 500
Berbahaya meskipun kontak secara singkat




Gambar 2.2 Sensor LM 135
2. 3      Kipas DC 12V
Pada peralatan komputer, kipas umumnya dipasang pada prosesor utama sebagai pendingin bagian tersebut. Demikian juga pada sebuah power supply biasanya dipasang pada IC utama atau pada trafo untuk menjaga suhu agar tidak melebihi suhu maksimum dari trafo.
Dengan adanya berbagai pilihan ukuran kipas, maka tidak lagi perlu kuatir peralatan kepanasan. Carilah ukuran kipas yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak membuang daya yang tidak semestinya.
Selain digunakan untuk peralatan elektronik, ternyata kipas ini juga banyak dipergunakan sebagai pendingin akuarium ataupun sebagai pendingin peralatan rumah tangga lainnya.

Gambar 2.3 kipas DC 12V


Kipas ini terdiri dari kumparan kawat tembaga yang menghasilkan elektromagnetik untuk menggerakan kipas. Saat listrik DC dialirkan melalui kabel kipas, maka kipas akan langsung merubah arus listrik menjadi medan magnet yang dapat memutar kipas sesuai dengan arah aliran listrik.
Motor DC lebih disukai karena mengkonsumsi listrik dalam jumlah yang lebih sedikit. Berbeda dengan motor AC, motor ini hanya memerlukan daya beberapa watt saja. Arus yang diperlukan biasanya hanya beberapa mili amper saja untuk dapat menggerakan kipas dengan sempurna. Sehingga kipas jenis ini sangat ideal dipergunakan untuk jangka watktu yang lebih panjang tanpa membebani pembayaran rekening listrik.
2. 4      LCD 16x2 
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.




Gambar 2.4 LCD 16x2
2. 5      Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).


Gambar 2.5 Buzzer

2. 6      Kabel Jumper
Kabel jumper merupakan kabel elektrik yang berfungsi untuk menghubungkan antar komponen yang ada di breadboard tanpa harus memerlukan solder. Umumnya memang kabel jumpe sudah dilengkapi dengan pin yang terdapat pada setiap ujungnya. Pin atau konektor yang digunakan untuk menusuk disebut dengan Male Connector, sementara konektor yang ditusuk disebut dengan Female Connector.



Gambar 2.6 Jumper





BAB III METODOLOGI
3. 1      Alat Dan Bahan
1.      Arduino Uno
2.      Buzzer
3.      Kipas 12v
4.      Lcd + I2C
5.      Sensor MQ 135
3. 2      Prosedur Pembuatan Alat
1.      Siapkan Alat dan Bahan untuk pembuatan alat.
2.      Buat layout pcb pada untuk jalur rangkaian pada Arduino uno
3.      Kemudian cetak layout pada sebuah pcb polos
4.      Lubangi dengan bor sesuai desain layout pcb
5.      Solder pin header male pada pcb untuk tempat meletakkan Arduino uno
6.      Solder juga buzzer langsung pada pcb dan pin header lainnya untuk tempat kabel jumper dari kipas, sensor, dan LCD+I2C
7.      Pasang layout yang sudah disolder pada sebuah wadah kubus tepat dibelakang
8.      Pasang juga sensor tepat diatas bagian dalam kubus, dan juga LCD di dalamnya
9.      Pasang pin pin pada sensor, kipas dan lcd pada Arduino uno
10.  Kemudian pasang baterai pada Arduino uno
11.  Alat siap untuk di gunakan



 




Gambar 3.1 Flowchart Alat Pengukur Gas Ammonia



3.4        Program

#include <Wire.h>  // Comes with Arduino IDE
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#define MQ135_H
int val = 0;
int val1 = 0;
int val2 = 0;
int PIN = 0;
int sensor = A0;
int buzzer = 13;
int kipas = 10;

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16,2);

void setup() {
  Serial.begin(9600);
  pinMode(PIN,INPUT);
   pinMode(sensor,INPUT);
  pinMode (kipas,OUTPUT);
  pinMode (buzzer,OUTPUT);
  lcd.begin();
  digitalWrite(kipas, HIGH);
  delay(1000);
  digitalWrite(kipas, LOW);
}
void loop() {
  lcd.setCursor(0,1);
  lcd.print("KADAR NH3:");
  lcd.setCursor(13,1);
  lcd.print("PPM");
  val = analogRead(PIN);
  val1 = analogRead(sensor);
  val2 = val/10;
  int val3 =(val1-20)-val2;
  lcd.setCursor(10, 1);
  lcd.print("   ");
  lcd.setCursor(10, 1);
  lcd.print(val3);
  delay(100);
  Serial.println(val3);
  if (val3 > 100){
    digitalWrite(kipas, HIGH);
    digitalWrite(buzzer, HIGH);
     lcd.setCursor(2,0);
     lcd.print("KADAR BAHAYA!! ");
     delay(500);
    lcd.setCursor(0,0);
    lcd.print("                ");
  }
  else if (val3 <= 100 && val3 > 30) {
    digitalWrite(buzzer, LOW);
    digitalWrite(kipas, LOW);
     lcd.setCursor(0,0);
     lcd.print("KADAR MENINGKAT ");
     delay(500);
    lcd.setCursor(0,0);
    lcd.print("                ");
  }
  else if (val3 <= 30) {
    digitalWrite(buzzer, LOW);
    digitalWrite(kipas, LOW);
    lcd.setCursor(0,0);
    lcd.print("KADAR NH3 NORMAL");
    delay(500);
    lcd.setCursor(0,0);
    lcd.print("                ");
  } 
}
void geser(){
  for (int positionCounter = 0; positionCounter < 18; positionCounter++) {
    // scroll one position left:
    lcd.scrollDisplayLeft();
    // wait a bit:
    delay(250);
  }
  delay(500);
  lcd.clear();
}

3. 5      Prinsip Kerja Alat

            Alat pengukuran kadar gas ammonia ini kami buat denga replika terhadap suatu ruangan. Dan pada replika tersebut ada sensor gas MQ 135 diatasnya. Kemudian ada layar LCD pada dindingnya. Dan ada kipas untuk mengeluarkan gas ammonia jika kadar gas ammonia dirasa berbahaya terhadap manusia. Pada alat pengukuran gas ammonia ini terdapat sebuah Arduino uno yang sudah diprogram apabila sensor MQ 135 merespon kadar gas 0 sampai 100 ppm merupakan konsentrasi rendah. Kemudian jika pada tingkat 100 sampai 500 ppm maka kadar gas amonia dalam kondisi meningkat akan tetapi masih dalam batas teleran dan apabila lebih dari 500 ppm kadar gas tersebut sudah dalam kondisi bahaya yang ditampilkan pada LCD sehingga buzzer akan berbunyi dan kipas akan menyala untuk menghilangkan kadar berlebih tersebut di udara. Kemudian semua data tersebut ditampilkan dalam sebuah LCD 16x2 untuk mengetahui berapa kadar gas yang terukur pada saat itu.

3.6       Data Hasil Pengujian Alat

Tabel 3.1 Data Percobaan Alat Pengukur Kadar Gas Amonia
No
Kondisi
Gambar
1
Tidak diberi gas ammonia


Gambar 3.2 Tampilan LCD saat kadar ammonia normal
2
Diberi gas ammonia 5 detik

Gambar 3.3 Tampilan LCD saat kadar ammonia meningkat
3
Diberi gas ammonia 10 detik


Gambar 3.4 Tampilan LCD saat kadar ammonia berbahaya



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1      Analisa Data Dan Pembahasan
Ammonia merupakan gas berbau tajam. Pada konsentrasi yang tinggi, ammonia dapat menyebabkan iritasi membran mucosa saluran pernapasan, konjungtiva dan korneaa mata. Kerusakan pada membran mukosa tersebut dapat menyebabkan infeksi bakteri, terutama yang disebabkan oleh E. coli. Konsentrasi ammonia yang tinggi juga dapat menyebabkan efek negatif pada daya tahan, berat badan dan system imun ayam. Di Amerika Serikat, level maksimum ammonia yang ditetapkan oleh National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) dalam kandang unggas adalah 25 ppm, sedangkan oleh Occupational Safety and Health Administration (OSHA) adalah 50 ppm. Level tersebut  ditentukan berdasarkan pengujian selama 8 jam. Level 50 ppm merupakan level terendah yang dapat menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan pada orang yang sangat sensitif. Pada umumnya manusia dapat mencium ammonia pada konsentrasi 20-30 ppm.
Pada percobaan uji coba alat yang dilakukan telah ditentukan batas dari  ammonia bahwa apabila sensor menyadari kadarnya melebihi dari 100 ppm yang ditampilkan pada LCD, buzzer akan berbunyi untuk memberitahukan bahwa kadar ammonia di sekitar sensor atau ruangan   sudah dalam kondisi berbahaya. Selanjutnya kipas akan menyala untuk menghilangkan udara disekitar sensor.








BAB V PENUTUP
5. 1      Kesimpulan
Pada percobaan tugas besar kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pada saat gas ammonia kurang dari 30 ppm maka udara dalam kondisi normal dengan indikator LCD yang memberikan keterangan udara normal
2.      Pada saat gas amonia lebih dari 50 ppm dan kurang dari 100 ppm kondisi udara meningkat dari kondisi normal menuju bahaya
3.      Pada saat gas ammonia lebih dari 100 ppm maka buzzer akan berbunyi dan kipas juga akan menyala.untuk menghilangkan gas ammonia yang ada disekitar sensor.
5. 2       Saran
1.    Jangan pernah menghirup gas amonia terlalu lama dan mengakibatkan kematian
2.    Alat yang kami buat masih perlu pembaharuan kedepannya agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa mendatang




DAFTAR PUSTAKA

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SISTEM PENTANAHAN

  Sistem Pentanahan Apa sistem pentanahan itu? Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan pe...