Sapi Perah
Sapi perah adalah sapi yang diternakkan terutama sebagai penghasil susu.
Di Indonesia khususnya, peternakan sapi perah telah dimulai sejak
abad ke-19 yaitu dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, dan
Milking shorthorn dari Australia. Pada permulaan abad ke-20 dilanjutkan
dengan mengimpor sapi-sapi Fries Holland (FH) dari Belanda. Sesuai dengan SK Mentan No. 362 /Kpts/TN.120/5/1990, usaha
peternakan sapi perah di Indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu usaha peternakan rakyat dan
perusahaan peternakan sapi perah.
Usaha peternakan rakyat adalah usaha yang digunakan sebagai usaha sampingan
yang memiliki sapi perah kurang dari 10 ekor sapi laktasi
dewasa atau memiliki jumlah seluruh
kurang dari 20 ekor sapi perah campuran.Namun, konsumsi susu masyarakat Indonesia terbilang rendah atau kisaran
11,09 liter per kapita per tahun dibandingkan sejumlah negara di ASEAN sekira
20 liter per kapita per tahun. Sementara itu, kebutuhan bahan baku susu segar
dalam negeri (SSDN) untuk susu olahan dalam negeri saat ini sekitar 3,3 juta
ton per tahun, dengan pasokan bahan baku susu segar dalam negeri 690 ribu ton per
tahun (21 persen) dan sisanya sebesar 2,61 juta ton (79 persen) masih harus
diimpor dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter
milk powder dari berbagai negara seperti Australia, New Zealand, Amerika
Serikat, dan Uni Eropa.
Adanya impor susu sapi tersebut seharusnya dapat mendorong peternakan
sapi perah Indonesia untuk melebarkan sayapnya. Menurut Daryanto (2009) menyatakan Seiring dengan
semakin tingginya pendapatan masyarakat dan semakin bertambahnya jumlah
penduduk Indonesia, dapat dipastikan bahwa konsumsi produk-produk susu oleh
penduduk Indonesia akan meningkat. Perkiraan peningkatan konsumsi tersebut
merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik. Produksi susu segar dan
produk-produk derivatnya seharusnya dapat ditingkatkan. Kondisi produksi susu
segar Indonesia saat ini, sebagian besar (91 persen) dihasilkan oleh usaha
rakyat dengan skala usaha 1-3 ekor sapi perah per peternak.
Pengaruh Lingkungan Pada Sapi Perah
yaitu Suhu dan kelembaban udara merupakan dua faktor
cuaca yang mempengaruhi produksi sapi perah, karena dapat menyebabkan perubahan
keseimbangan panas dalam tubuh ternak, keseimbangan air, keseimbangan emper,
dan keseimbangan tingkah laku ternak. Keberagaman produktivitas susu sapi perah
dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh keragaman faktor masa laktasi sapi
produksi, jumlah hijauan, jumlah konsentrat, jumlah mineral. Dan waktu dapat tugas besar bersama kelompok kami, membuat alat yaitu mengukur kadar amonia pada peternakan sapi dan juga gas amonia ini juga bisa berasal dari kotoran sapi juga. Pada peternakan tersebut juga akan berpengaruh pada manusia juga dalam membersihkan kadang juga harus di liat kondisi pada ruangan tersebut.
Tingkah Laku Sapi Perah
perilaku makan sapi perah dapat digambarkan sebagai lama waktu berdiri tapi ketika mencium makanan, mengambil, mengunyah, dan kemdian berbaring di lantai untuk melakukan ruminasi . Faktor yang mempengaruhi perilaku makan sapi adalah jenis pakan, umur, suhu lingkungan dan keadaan gigi sapi tersebut. Waktu pemberian pakan juga diperhatikan dapat mempengaruhi tingkah laku makan sapi berpengaruh pada produktivitasnya.
Kebersihan Kandang Ternak
Kebersihan kandang ternak sangat perlu
diperhatikan dan kita harus menjaganya semaksimal mungkin agar tercipta suasana
yang nyaman, bersih, sehat, aman dan terjaga. Khusus pada ternak perah,
kebersihan sangat baku karena sekecil apapun dari pencemaran dapat mempengaruhi
kualitas produksinya. Banayak cara yang dapat dilakukan kebersihan
ternak dan erat kaitannya dngan kesehatan dan mutu produksinya.
- Kebersihan kandang
·
Kebersihan tempat pakan
Tempat pakan diusahakan selalu terjamin kebersihannya dari pencemaran kotoran maupun dari sisa makanan basi hal ini perlu diperhatikan terutama tempat yang permanen
Tempat pakan diusahakan selalu terjamin kebersihannya dari pencemaran kotoran maupun dari sisa makanan basi hal ini perlu diperhatikan terutama tempat yang permanen
- Kebersihan tempat minum
Harus bersih dan airnya harus segar, hal ini menghindari pertumbuhan lumut maupun kutu air. Air minum yang kotor maupun bau dapat menyebabkan kembung atau penyakit lain
·
Kebersihan dinding
serta bagian kandang yang lain juga diperhatikan karena bila kotor akan menjadi
sarang penyakit
·
Kebersihan lantai
kandang perlu perhatian terutama untuk sapi perah, sebab bila kotor dan becek
akan mengotori puting susu dan dapat terinfeksi
- Kebersihan ternak
Sebaiknya
tubuh ternak selalu bersih dari kotoran, terutama ternak perah. Hal ini
berhubungan dengan produknya berupa air susu yang sangat rentan terhadap
pencemaran. Daerah yang perlu dibersihkan adalah di sekitar pantat, ekor,
kelamin dan terutama daerah sekitar ambing bagi sapi perah, untuk menjaga
kualitas susu.
Kebersihan kaki dan
tracak termasuk kuku kaki selalu harus dijaga. Tracak yang kotor dapat dimasuki
kutu air yang dapat menyebabkan peradanga dan kepincangan. Ternak yang
terganggu berdirinya karena pincang akan terganggu kesehatannya, makannya,
pencernaannya dan akan berakibat turunnya produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar